NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
21-08-2014 , Kamis Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 1.032.500,-
Dinar - Rp. 2.065.000,-
Dinarayn - Rp. 4.130.000,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 11.600,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 35.000,-
Dirham - Rp. 70.000,-
Dirhamayn - Rp. 140.000,-
Khamsa - Rp. 350.000,-
Jakarta, 23 Januari 2013
Majelis Pemangku Adat Nusantara Dalami Dirham Dinar

Perhimpunan para sultan dan pemimpin adat se-Nusantara terus dalami penerapan dan pengamalan Dirham dan Dinar.

Di seluruh Nusantara pernah ada puluhan kesultanan Islam, mulai dari Patani di ujung utara semenanjaung Malaya, sampai ujung selatan di Papua. Namun, dalam masa sekitar satu abad ini, kesultanan-kesultanan itu telah terintegrasi dalam satuan politik baru negara nasional. Sebagian rakyat Muslim itu kemudian menjadi minoritas di negeri nonmuslim, seperti di Thailand, Filipina, Burma, dan Singapura. Selebihnya menjadi mayoritas, seperti di Indonesia dan Malaysia, serta Brunei, tetapi hidup tidak lagi dengan menjalankan syariat Islam.

Belakangan para pewaris kesultanan ini nampak mulai kembali mencari peran di dalam masyarakat. Beberapa waktu lalu di antara mereka berhimpun dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN). Belum lama ini lahir satu perhimpunan sejenis dengan sebutan Majelis Pemangku Adat Nusantara (MAPAN). Perhimpunan yang terkahir ini kini dipimpin oleh Sultan Huzrin Hood, dari Keultanan Bentan. Sebagai Sekretaris adalah Lalu Gede Parma dari Lombok.

Belum lama ini sejumlah naggota MAPAN berkumpul di Jakarta untuk suatu musyawarah. Dalam salah satu sesinya mereka ingin mendalami penerapan dirham dan dinar, dan kaitannya dengan peran para sultan. Pertemuan berlangsung dua kali, di Hotel Manhattan, Kuningan, Jakarta, Senin malam, 14 Januari 2013 lalu, dan di Kafe Penus, Taman Ismalil Marzuki, Rabu, 16 Januari 2013. Hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain, Sultan Bentan, Raja Tambora, Sultan Banjar, Ratu Patuanan (Fakfak Papua), serta sejumlah pemuka adat lainnya, dari Lampung, Banten, Sasak, dan Maluku.

Dalam kesempatan itu Pak Zaim Saidi menjelaskan perkembangan penerapan Dirham dan Dinar di Nusantara, di bawah kordinasi World Islamic Mint (WIM). Pak Zaim juga mengingatkan bahwa kewenangan dan tanggung jawab pencetakan dan pengedaran dirham dan dinar ada pada tangan para sultan. Menjadi kewenangan mereka juga untuk menarik dan membagikan zakat dalam kedua koin tersebut.

"Saat ini telah ada tiga orang sultan, yaitu Sultan Muizuddin Bantilan II dari Sulu, Sultan Sepuh XIV dari Kasepuhan, dan Sultan Mudaffarsjah II dari Ternate, yang telah mencetak kembali dinar dan dirham," ujar Pak Zaim.

Mendengar berbagai keterangan tersebut para hadirin ingin terus mendalami hal ini. MAPAN sebagai lembaga yang menghimpun para sultan ini akan terus memfasilitasi proses pendalaman tersebut. Kita berharap di masa depan semakin banyak sultan yang kembali menjalankan peran dan tugasnya sebagai pelindung masyarakat, dengan syariat Islam sebagai dasarnya. Amin.
(001)
Dibaca : 1120 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Berita
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO