NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
24-07-2014 , Kamis Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 0,-
Dinar - Rp. 0,-
Dinarayn - Rp. 0,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 0,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 0,-
Dirham - Rp. 0,-
Dirhamayn - Rp. 0,-
Khamsa - Rp. 0,-
Purbalingga, 01 Oktober 2011
Beridul Fitri dengan Dinar dan Dirham
Marsono Abdurrasyid - Wakala At Tawazun
Sebuah kisah keteladanan yang dapat dilakukan oleh setiap orang: bersilaturahmi sambil berdakwah.

Idul Fitri adalah salah satu momen untuk menjenguk orang tua dan berkumpul dengan sanak-saudara serta teman-teman lama di kampung. Karena kekhasan masa lebaran tersebut, banyak orang yang memanfaatkan kumpul keluarga itu untuk berdiskusi dan bertukar pikiran serta menyampaikan hal-hal yang dirasa perlu bagi keluarga atau teman di kampung.

Setidaknya hal itulah yang saya lakukan, selaku al Wakil Wakala At Tawazun, saat pulang ke kampung halamannya untuk bertemu dengan orang tua dan sepuluh kakak kandung di Purbalingga. Lebih tepatnya adalah di Dusun Kembaran, Desa Cipawon, Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.

Suasana pulang kampung pada Lebaran tahun ini sangat mengesankan bagi yang sudah memulai tekadnya untuk belajar berdagang buku dan kaos yang tentu saja menjadi bagian dari Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara (JAWARA). Mulai dari memakai kaos bertemakan dinar dirham saat naik kereta bersama sang istri dan anak-anak menuju Stasiun Purwokerto sampai dengan melakukan transaksi menggunakan dirham di kampung halaman. Hal itu melanjutkan tradisi Lebaran tahun sebelumnya untuk mengenalkan dirham dan dinar kepada keluarga dan lingkungan terdekatnya sekaligus berpraktik secara nyata.

Transaksi menggunakan dirham pada Lebaran di Purbalingga kali ini dimulai dengan membeli beberapa jajan dan bahan makanan di warung terdekat dengan menggunakan dirham. Saat itu dengan menyerahkan 2 daniq dirham, saya mendapatkan biskuit, beberapa bungkus mie dan kopi instan serta setengah kilogram telur ayam. Pemilik warung tersebut adalah kakak kandung saya yang sudah mulai mengenal dinar dirham sebagai alat barter yang adil dan sesuai sunnah sejak dua tahun yang lalu.

Dalam kesempatan pulang kampung tersebut juga, saya berhasil menjual beberapa kaos bertema dinar dirham di sana dan menerima pembayaran dalam bentuk dirham. Salah satu pembelinya adalah Syafril, ponakan yang masih duduk di bangku SMA. Begitu tahu bahwa pamannya mempunyai stok kaos bertema dinar dirham, langsung saja dia menyiapkan koin dirhamnya untuk ditukar dengan kaos tersebut.

Dengan memakai kaos bertema dinar dirham tersebut, saya dan keponakan saya, sudah melakukan sosialisasi mengenai penggunaan dinar dirham dengan cara yang pasif tapi mudah. Kami juga memakainya pada acara pertemuan silaturahmi keluarga besar yang dilaksanakan di Juwana, Pati sehingga membuat semakin banyak orang yang mungkin terinformasikan dengan dinar dirham saat membaca tulisan pada kaos tersebut.

Peredaran dirham di Purbalingga tidak hanya itu saja. Para ponakan saya yang jumlahnya mencapai lebih dari 30 anak pun rata-rata telah memiliki koin dirham, setidaknya koin daniq dirham. Beberapa di antara mereka yang menerima uang dalam wujud Rupiah saat Lebaran dari keluarga dan sanak-saudara, berbondong-bondong menukarkan rupiahnya ke dirham. Meskipun dari usia mereka banyak yang masih duduk di bangku SD, mereka sudah mengenal dinar dirham sebagai uangnya umat Islam. Mereka pun mempunyai slogan sendiri mengenai cara menabung yang benar, yaitu 'Anak Muslim, Nabungnya Pake Dirham'. Tidak jarang slogan tersebut diteriakan berualang-ulang secara bersama-sama ketika mereka sedang bermain bersama.

Bersama para ponakan yang masih muda belia itu, Marsono sering melontarkan tebak-tebakan yang isinya adalah pengenalan pada pecahan-pecahan dirham dan juga perhitungan menggunakan pecahan-pecahan tersebut. Tentu saja, syair lagu 'Kisah 8 Dirham' adalah salah satu konten utama yang disampaikan karena menceritakan kedermawanan Nabi Muhammad dan penggunaan koin dirham perak yang benar. Diskusi dan pembicaraan yang mengenai perlunya umat Islam kembali menggunakan dinar dirham untuk menunaikan zakat mal dan transaksi muamalah juga selalu terjadi saat anggota keluarga inti berkumpul bersama.

Lebaran di Purbalingga yang bernuansa dirham tersebut menjadi lengkap ketika Mas Janu Murdiyatmoko dari Jawara Muamalah Bandung mengantarkan 60 eksemplar Buku Euforia Emas ke rumah orang tua saya di Purbalingga. Beberapa eksemplar buku tersebut telah terjual di sana dan sisanya dibawa ke Sleman untuk didistribusikan di Yogyakarta dan sekitarnya.

Kiranya Lebaran 1432 H kemarin adalah Lebaran yang istimewa bagi saya dan keluarga besarnya di Purbalingga karena dengan Idul Fitri kemarin bisa kembali pulang kampung dan mudah-mudahan kembali ke fitrah serta tentu saja kembali menggunakan dinar dan dirham.

Dibaca : 2048 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO