NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
11-10-2013 , Jum'at Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 1.057.500,-
Dinar - Rp. 2.115.000,-
Dinarayn - Rp. 4.230.000,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 11.600,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 35.000,-
Dirham - Rp. 70.000,-
Dirhamayn - Rp. 140.000,-
Khamsa - Rp. 350.000,-
Cape Town, 07 Juli 2011
Inilah Dienul Islam
Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi -
Sudahi segala ketidakmengertian tentang Islam. Tegakkan kembali Islam dengan segala kemuliaanya.

Shaykh Dr Abdalqadir As Sufi

Di Libya dan di Afghanistan sedang ada perang. Setiap hari Muslim di sana dibantai oleh pihak berwenang dari kelas politisi, orang-orang yang berperang dengan tangan orang lain dan dari persembuynian yang aman. Lihatlah dua wajah Menteri Pertahanan AS dan Inggris - perhatikan dengan seksama mulut mereka. Mereka ini adalah pengecut, pengecut yang mengirimkan yang terbaik dari rakyat mereka untuk mati. Perang yang pertama adalah untuk mengeruk kembali minyak Libya ke dalam sistem AS dan yang kedua, sudah jelas gagal, adalah pertaruhan terakhir teritorial Amerika di Asia.

Pemberontakan di dunia Arab, setelah empat puluh tahun tunduk-patuh kepada kediktatoran, oleh media dunia disajikan sebagai 'Revolusi', namun kekuasaan belum berpindah tangan dan kekayaan tidak berpindah tangan. Hanya membutuhkan sedikit ketenangan untuk memahami bahwa apa yang telah terjadi di Mesir, Tunisia dan Yaman adalah sama persis dengan pemberontakan massa di Yunani, Portugal, Irlandia, Spanyol dan Inggris. Masa yang sudah tanpa uang sepeser pun diberitahu bahwa mereka berutang miliaran.

Awal dari Akhir Kapitalisme
Tidak seorang pun, tidak satu pun intelektual kafir mampu menangkap bahwa mekanisme bencana mereka bukanlah kebuntuan sistem, tetapi akhir logis dan matematis yang tak terelakkan dari program mereka sendiri. Yakni proses-proses pengambil alihan, penyitaan tanah, komoditas dan masyarakat. Kaum perampasnya terdiri dari kelas oligarki bankir, media dan pimpinan-pimpinan korporasi, para hamba mereka adalah para politisi kelas bawah.

Apa yang sedang dimainkan sekarang, dengan pergeseran kekuasaan-besar di dalam sistem - pengelompokan kekuatan muncul di Cina, Brasil dan India, masing-masing dengan miliaran 'warga' yang diperbudak - bukanlah proses evolusi pertumbuhan. Ini merupakan pengejawantahan barbarisme ala Darwin yang menunjukkan awal dari berakhirnya spesies.

Ini bukan karena kekejaman perang oligarkis, Tacitus menemukan ini di Roma Kekaisaran. Ini karena rusaknya hubungan antar manusia, keluarga, transmisi, dan evaluasi. Ini dalam penciptaan kembali kelelakian dan kewanitaan. Ini dalam penghancuran katan infantil antara ibu dan anak. Ini karena ketidak pedulian pada dunia hewan dan kesadaran manusia sebagai penjaganya. Orang-orang Cina mengkonsumsi kucing dan anjing dan memenjarakan beruang besar untuk mengekstrak empedu mereka. Orang Kongo makan gorila besar, saksi terakhir untuk ikatan kasih antara orang tua dan keturunannya. Perusahaan Jepang memusnahkan tuna sirip biru dan menyetoknya dalam rangka melayani pasar kaum elite.

Ini adalah titik akhir. Ini bisa menjadi akhir dari spesies dan kini telah ditunjukkan bahwa lingkungan bumi dalam keadaan sangat terancam.

Heidegger menyatakan bahwa setelah bencana Abad Keduapuluh saatnya telah datang untuk nomos baru di bumi.

Waktu untuk restorasi Dien Islam telah datang.

Lupakan kebodohan besar terhadap Islam sebagaimana diliput di media dan akademisi. Lupakan proyeksi brilian atas Islam sebagai terorisme, musuh umat manusia.

Lupakan model 'Muslim baik' - individu yang terisolasi yang beriman pada Tuhan dan tidak peduli atas siapa pun - lebih-lebih kepada pasar keuangan, kecuali untuk mencari laba dari penjualan makanan halal.

Setiap buku yang diterbitkan setelah 1945 dan pertemuan Roosevelt dan Ibnu Saud di mana protokol penarikan zakat dihapuskan, dan pembayaran untuk minyak dalam dolar ditetapkan - harus ditolak.

Bukan saja media dan para menteri politik Barat yang tidak tahu apa Islam itu - bahkan, kenyataannya, sebagian besar ulama kita yang salah didik pun, diajar di bawah 'Amr kafir.

Sudahi modernis yang telah kadaluwarsa ini - nasib zaman modern - dan mari kita kembali temukan Dien kita dalam kemuliaannya.

Sudahi Maududi, sudahi Qutbis, sudahi Wahhabis dan Ikhwanisme. Sudahi fantasi bahwa Syiah merupakan suatu aliran Islam.

Kedua doktrin yang mengganggu selama dekade ini tersebut merupakan titik-titik ekstrim. Pada bi'dah yang menjadi anutan pribadi adalah doktrin Wahabbi anti-Khalifah susunan Princeton - 'Kitab wa Sunnah' - yaitu 'Islam yang manis' yang ditegakkan atas ketundukan pada moneterisme kapitalis.

Pada bi'dah politiknya adalah anak suram modernisme Mesir - yang mendefinisikan Islam sebagai sebuah demokrasi sosialis. Seorang Mesir yang sakit bahkan menulis biografi Nabi kita, berkat Allah dan kedamaian atasnya, dengan sub-judul 'Negarawan dan Nabi'! Slogan mereka adalah 'Syari'at' - yang mereka pahami bahwa Islam adalah doktrin pemerintahan politik - versi ideal dari model politik Barat. Dari mereka lahir istilah yang menghinakan - Islamis - hingga merendahkan agama sebagi doktrin politik - komunis, kapitalis, Islamis.

Islam: Ibadah dan Muamalah
Untuk memulainya, karena itu, untuk memiliki Fatihah pengetahuan, mari kita mengembalikan apa yang selama berabad-abad oleh para ulama besar dari Himalaya ke Atlas ke Sierra Granada selalu dikenal sebagai masalah Dien. Seperti Syahadah ganda, kita memiliki dua bagiannya. 'Ibadah dan

Fiqih.

Baik saya awali penyingkapan ini dengan bukti langsung dari pengalaman saya sendiri.

Pada awal tahun enam puluhan dari abad Keduapuluh, mengikuti perintah Shaykh saya yang mulia, Muhammad bin al-Habib, saya memiliki ulama di antara Fuqara saya, sekarang adalah seorang Shaykh terkemuka, Abdalhaqq Bewley dan istrinya Hajjah Aisyah Bewley, untuk menerjemahkan Al- Muwatta dari Imam Malik. Memastikan bahwa terjemahan itu dapat diterima, saya meminta Direktur Islamic Centre di London, Dr Badawi, untuk memberikan kami sebuah ijazah atasnya. Dia menugaskan dua ulama Sudan yang sangat menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab secara sempurna.

Tapi ijazah itu nampaknya tidak juga akan muncul, maka saya pergi menemui Dr Badawi dan menanyakan soal tertahannya hal tersebut. Dia menjelaskan bahwa para ulama Sudan itu mengalami kesulitan dengan terminologi teks utama kitab tersebut. Ketika saya mengungkapkan keheranan ini ia menjelaskan: 'Anda tahu, tubuh utama bagian kedua dari kitab itu berisi soal transaksi komersial dan bisnis dan ketentuan-ketentuan ini sudah tidak digunakan lagi selama seratus tahun!'

Itu adalah indikasi pertama bahwa Dien itu sendiri telah dikaburkan oleh malpraktik politik. Ini menjelaskan dominasi dari Mustafa Kemal dan Ibn Saud, keduanya, yang telah menyeberang ke sisi lain, yang telah menghalalkan yang haram.

Saya memerlukan waktu setengah abad untuk melihat semuanya dengan jelas, begitu cerdiknya kita telah dikelabui. Sekarang saya berada di dunia di mana Muslim yang kaya sepertinya tidak memiliki rasa sesal sedikit pun tentang bank, bunga, hukum perusahaan kafir, dan token bukti-utang tak berharga yang disebut sebagai mata uang. 'Harga' emas dunia diterjemahkan ke dalam angka-angka setiap hari oleh para rentenir di London.

Saat kejahatan besar dan keserakahan para pemimpin pasca-Wahhabi dari dunia Muslim mulai runtuh dalam fase terakhirnya, generasi muda muslim, didorong oleh keputusasaan, berayun dari satu ekstrim ke ekstrim yang lain. Mereka menyerukan Syari'at, yang beruwujud obsesi puritan yang ketat dengan membungkusi kaum perempuan dalam karung hitam dan memaksakan kepemimpinan politik yang keras.

Dengan dialektika yang menyatakan bahwa kaum muslim adalah korup, yang berarti Amerikanisme yang berbasis di Saudi, mereka berbelok ke Syiah yang anti-Islam, bahwa semua 'rezim Islam' adalah kafir. Segera doktrin Ismailiyah, bunuh diri untuk pembalasan dendam, menjadi terjemahan 'jihad fisabilillah' modern. Dari Rabat ke Jakarta massa berteriak menyerukan 'Syari'at'. Pembunuhan berlisensi atas Muslim tak berdosa yang hidup dalam kapitalisme terlembagakan. Ironisnya, pemimpin pemberontakan itu, adalah orang tua yang bersembunyi di pegunungan Himalaya, yang mendapatkan semua uangnya dari dolar minyak milik ayahnya!

Dien Islam, seperti dinyatakan dalam hadis yang terkenal, adalah MUAMALAT. Dengan kata lain meski ditegaskan keputusan tertinggi ada pada pemerintahan Khilafah, seperti yang secara tegas ditekankan oleh Imam al-Qurthubi, masalah urusan-urusan lokal merupakan hal yang sangat terbuka. Hal yang tidak dapat dinegosiasikan adalah Dien itu sendiri. Dan Dien adalah mu'amalat.

Islam adalah transaksional.

Semua 'Ibadah, separuh pertama Dien Islam, dinyatakan dalam metafora fidusia (finansial), utang, keuntungan, perolehan, kerugian - semuanya menunjukkan transaksi spiritual.

Semua Fiqih mengatur setiap peristiwa fidusia sebagai metafora rohani.

Hal ini dalam totalitasnya merupakan sebuah sistem keuangan-sosial tanpa riba, mencela kekayaan yang disimpan, mendorong pembelanjaan, dan memandang utang sebagai keburukan. Dia, salallahualaihi wassalam, mengatakan: 'Utang itu memalukan dalam Dien.'

Seseorang berkata: 'Seberapa sering Anda mohon perlindungan dari utang.' Dia berkata, 'Ketika seseorang berutang, ia akan berbicara dan berbohong, berjanji dan mengingkarinya.'

Sistem kapitalisme perbankan kafir yang berlaku saat ini menjerumuskan masyarakat seluruh dunia ke dalam utang. Saat ini satu-satunya negara yang bebas dari hutang adalah Libya!

Inilah Islam Sejatinya
Mari saya tunjukkan apa Islam sejatinya. Berikut adalah judul bab-bab dari kitab Mudawwanah al-Kubra, yang merupakan kumpulan hukum oleh para murid Imam Malik, Imam Dar al-Hijrah.

Tujuh bab pertama semuanya berisi hal-hal yang harus dilakukan dalam Ibadah: wudhu, shalat, puasa dan jihad. Dan selebihnya adalah tentang kontrak-kontrak fidusia. Sampai bab ketiga puluh berisikan tentang hukum pribadi dan warisan.

Sekarang izinkan saya bacakan kepada anda kepedulian utama dan pokok dari Islam:

Bab 31: Pertukaran Uang

Bab 32: Warisan

Bab 33: Pembayaran di Muka

Bab 34: Penjualan dengan periode waktu yang berbeda

Bab 35: Penjualan Batil

Bab 36: Pembagian Keuntungan

Bab 37: Transaksi Menipu

Bab 38: Tanaman buah-buahan yang dipercayakan oleh pemiliknya kepada orang lain

Bab 39: Perdagangan di wilayah musuh

Bab 40: Menyembunyikan cacat barang

Bab 41: Penyelesaian transaksi

Bab 42: Membuat produsen akuntabel

Bab 43: Upah dan Gaji

Bab 44: Menyewa Binatang Tunggangan

Bab 45: Menyewa rumah dan tanah

Bab 46: Berbagi-hasil pertanian

Bab 47: Kemitraan

Bab 48: Qirad

Bab 49: Penilaian

Bab 50: Klaim

Bab 51: Orang yang berhutang

Bab 52: Kepailitan

Bab 53: Orang yang diberi hak untuk berdagang

Bab 54: Penjaminan dan pengambil alihan tanggung jawab

Bab 55: Transfer hutang

Bab 56: Gadai

Bab 57: Properti yang diambil secara salah

Bab 58: Klaim yang didasarkan pada hak

Bab 59: Hak Pre-emtif

Bab 60: Pembagian warisan

Bab 61: Mendedikasikan properti sebagai wakaf

Bab 62: Sedekah

Bab 63: Penitipan dan Penyimpanan

Bab 64: Pinjaman

Bab 65: Pencurian

Ini semua mengakhiri mereka yang berperang melawan Muslim, kejahatan modal dan penumpahan darah. Itulah Dien Islam.

Waktunya untuk kembali telah datang.

Dibaca : 2468 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO