NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
24-07-2014 , Kamis Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 0,-
Dinar - Rp. 0,-
Dinarayn - Rp. 0,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 0,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 0,-
Dirham - Rp. 0,-
Dirhamayn - Rp. 0,-
Khamsa - Rp. 0,-
Jakarta, 01 November 2011
Kembalinya Kafilah Dagang di Nusantara
Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Diawali dengan zikir dan wirid, pasar bebas antar-bangsa kembali hadir di Nusantara, menandakan awal keruntuhan kapitalis riba.

Islam datang ke Nusantara membawa rahmat dan barokah, menjadikan penduduknya berakhlaq mulia, aman, makmur, tentram dan sejahtera lahir batih. Dalam Islam, Nusantara sangat damai, dipimpin oleh sultan-sultan yang taat kepada Allah , ssubhanahu wa ta'ala, dan Rasul-Nya salallahualaihi wasallam. Lebih dari 300 tahun lamanya nenek moyang kita hidup rukun dan jarang sekali berperang, meski mereka dipimpin oleh para penguasa lokal di daerahnya masing-masing, sejak abad ke 14.

Kapitalis Riba Memecah Belah dan Menjajah
Pada abad ke 17 keharmonisan di Nusantara mulai diusik oleh kaum imperialis-kacung dari Kapitalis Riba yang datang dari negeri-negeri kufur Eropa. Mulanya, kaum kufar ini menyatakan minatnya untuk berdagang di Nusantara dengan damai. Karena ketulusan para sultan di Nusantara saat itu, kaum pedagang kufar Eropa diizinkan membangun pergudangan mereka.

Para peneliti Numismatik mendapati bahwa para pedagang Eropa ini mendapatkan modal panas-pinjaman berbunga 8-12 persen per tahun dari rentenir Yahudi (Banco), yang pada akhirnya mendorong mereka dalam jerat utang yang dalam. Meskipun mereka berhasil memperdagangkan rempah-rempah dengan keuntungan yang berlimpah, namun jebakan riba - bunga berbunga - membuat para pedagang kufar Eropa kolaps dan saling serang di antara mereka.

Persaingan dagang antarkelompok pedagang Eropa, lambat laun berubah menjadi perebutan sumber dan distribusi rempah-rempah yang memicu terjadinya perang antarbangsa Eropa di Nusantara. Antara lain: perang antara pedagang Spanyol dengan Portugis yang turut melibatkan Sultan Ternate melawan Sultan Tidore.

Pertempuran pun terjadi atas semua bangsa Eropa yang berdagang di Nusantara, antara lain: Belanda, Spanyol, Portugis dan Inggris. Hampir di semua pertempuran, pedagang Eropa melibatkan para Sultan lokal untuk turut berperang bersama mereka melawan saingan dagang mereka. Tujuannya hanya satu, yaitu monopoli sumber dan distribusi rempah-rempah.

Dengan sisstem devide et impera (adu domba), bangsa Eropa dengan biaya murah dapat menguasai dan menjajah negeri-negeri di Nusantara. Mulanya kapitalis mengadu domba antara sultan-sultan di berbagai wilayah. Karena dianggap kurang efektif, kapitalis mengadu domba antarketurunan sultan lokal. Seperti di Banten, Cirebon, Mataram dan wilayah lainnya.

VOC yang hanya berkekuatan 300 serdadu Eropa, akhirnya dapat menguasai Batavia, membumihanguskan Kraton Jogjakarta dan meratakan Keraton Banten, karena mereka dibantu oleh puluhan ribu prajurit Sultan Haji yang memberontak terhadap Banten, di abad ke 17. Begitu pula Raffles yang mendirikan pusat Kapitalis Singapura, 1824, yang hanya disokong oleh satu peleton tentara Inggris - 60 serdadu. Kemudian dalam 5 tahun, Raffles mendatangkan 10.000 orang dari Cina, India dan lainnya ke Singapura, yang penduduk aslinya hanya 150 orang.

Maka tak heran, Nusantara pada awal abad 20 sudah menjadi wilayah-wilayah jajahan yang terpisah-pisah. Malaysia, Singapura dan Brunei dijajah oleh Inggris. Indonesia dijajah oleh Belanda, Philipina dijajah oleh Spanyol, Timor Leste dijajah oleh Portugis, dan Pattani dijajah oleh Thailand. Kini mesti sudah merdeka, negara-negara baru ini tetap dalam genggaman kapitalis.

Kembalinya Kafilah Dagang Di Nusantara Dinihari Dinar - begitulah tema yang diusung pada Sabtu 8 Oktober 2011, di Masjid Umar Al Khattab, Damansara, Kuala Lumpur Malaysia. Pagi hari, puluhan pedagang dari berbagai negara di Nusantara membuka stand-stand mereka. Ratusan ,orang dari berbagai negarapun hadir dan berbelanja di sana, tentunya mereka menggunakan dinar dirham - mata uang tradisional Nusantara. Kegiatan ini diawali dengan zikir dan wirid pada malam sebelum acara, mereka bermunajat kepada Allah, subhanahu wa ta'ala, untuk menegakkan kembali Sunnah Kafilah dagang di Nusantara. Acara basar Dinihari Dinar dikemas mirip FHP yang dibuka dengan ceramah muamalah.

Kafilah dagang datang dari Indonesia Singapura dan penjuru Malaysia. Kafilah Indonesia berasal dari Jawara daerah, antara lain: Jakarta, Depok, Bandung, Cirebon, Batam dan Tanjung Pinag Riau. Sedangkan pembelinya datang dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Spanyol, Sudan dan Pattani Thailand. ADa juga pengunung asal Markoko. Puluhan dinar dan ratusan dirham dari Kelantan, Indonesia (WIN) dan Dubai beredar di pasar bebas itu. Inilah fajar terbitnya muamalah dinar dirham, sebuah babak baru dalam sejarah. Yaitu kembalinya kafilah dagang (caravanseri), kembalinya kejayaan Nusantara.

Pengamatan penulis, kafilah ndonesia mendapatkan transaksi 1/2 dinar dan 200-an dirham pada hari itu. Penulis sendiri mendapatkan transaksi 9,5 dirham. Amir Devid (Bandung) mendapatkan trensaksi 1/2 dinar + 61 dirham dan mendapat order lagi sebesar 50 dirham untuk dikirim ke Kuala Lumpur di kemudian hari. Kang Dwin dari Batam mendapatkan 8 fdirham + 3 daniq, dan dr. Agustin mendapat transaksi sebesar 30 dirham. Amir Zaim Saidi, yang membawa buku-buku, mendapatkan 5.5 Dirham. Adapun barang dagangan kafilah Indonesia, antara lain: Coklat SOCO, baju, T-shirt dinar dirham, T-Shirt anak, tas kreative, kerudung,souvenir, madu segar SHOFI dan buku.

Kapitalis riba di Nusantara, dahulu diawali dari perdagangan yang 'kecil' dengan kekuatan yang sedikit. InsyaAllah kapitalis riba akan diruntuhkan pula oleh perdagangan muamalah meskipun awalnya kecil dengan kekuatan yang sedikit pula.

Bila kaum kapitalis mengunakan monopoli, adu domba tipu muslihat uang kertas untuk merampas kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia melalui riba bank, guna memenuhi nafsu ketamakan. Maka Dini hari Dinar (fajar terbitnya dinar) justru memerdekakan dan mensejahterakan bangsa-bangsa dengan kafilah, muamalah, dinar dirham, guna menegakkan sunnah dan ketaatan kepada Allah , ssubhanahu wa ta'ala, . Habis gelap terbitlah terang!

Ayo bangkitkan muamalah dengan dinar dirham sekarang juga. Atau anda akan tenggelam, bersama runtuhnya kapitalis Amerika dan Eropa.

Dibaca : 2519 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO