NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
11-03-2013 , Senin Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 1.186.000,-
Dinar - Rp. 2.372.000,-
Dinarayn - Rp. 4.744.000,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 11.600,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 35.000,-
Dirham - Rp. 70.000,-
Dirhamayn - Rp. 140.000,-
Khamsa - Rp. 350.000,-
Jakarta, 28 Februari 2011
Kisah Para Jawara
Marsono Abdurrasyid - Wakala At Tawazun
Pemuda itu tampak serius bercerita tentang hakikat perjuangan yang sedang dia jalani.

Dengan semangat, diceritakanlah perjalanannya hingga sampai pada keputusan untuk meninggalkan jerat riba dan ikut mensyiarkan dinar dirham sebagai penunai zakat dan alat tukar.

Aku mendengarkan dengan seksama uraiannya. Dalam hati aku berdecak kagum begitu tahu apa yang selama ini dikerjakan berkaitan dengan dinar dirham dengan teman-temannya. Rasanya bukan seorang Sarjana Teknik yang sedang berbicara ini, melainkan seorang da'i. Kalau melihat semangat perjuangannya, dia seperti pendekar, atau jawara. Tidaklah berlebihan jika dia dan teman-temannya kusebut sebagai jawara karena mereka sangat kuat prinsip dan pendiriannya dalam berjuang.

Semilir angin di halaman masjid ba'da Dzuhur itu menambah rasa nyaman pembicaraan kami hingga dering teleponnya memotong pembicaraan kami.

"Ya Pak, saya lagi dengan Pak Marsono.. Baik Pak, Insya Alloh saya bisa�" , ucapnya saat menerima telepon. Tidak begitu jelas apa tema pembicaraannya meski aku tahu lawan bicaranya.

"Untuk Festival Hari Pasaran Dinar Dirham di Masjid Pondok Indah besok, sehari sebelumnya kita membagi zakat dalam bentuk dirham ke para mustahik...", pemuda di depanku akhirnya menceritakan bahwa dirinya diajak untuk ikut membagikan zakat dalam bentuk dirham secara langsung dari rumah ke rumah para mustahik. Sebuah prosedur yang berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan oleh amil zakat saat ini. Dengan mendatangi langsung penerima zakat, para mustahik merasa terhormat dan tidak jatuh harga dirinya jika harus mengantri di halaman masjid untuk mendapatkan pembagian zakat.

Pemuda yang berusia sekitar 30-an itu juga menerangkan bahwa saat pembagian zakat itulah para mustahik diberitahu tempat untuk membelanjakan dirhamnya keesokan hari. Tempat yang dimaksud adalah di Festival Hari Pasaran Dinar Dirham, sebuah pasar Islam tanpa sewa dan pungutan bagi para pedagangnya, dan menerima pembayaran dalam bentuk dinar dan dirham. Diceritakan juga bahwa untuk mempercepat penyebaran dinar dan dirham, yang sedang diusahakan adalah memperluas jaringan pengusaha yang mau menerima pembayaran dalam bentuk dinar dan dirham. Mereka tersebut tergabung dalam Jaringan Wirausahawan Dinar Dirham Nusantara yang disingkat sebagai JAWARA, sebuah nama yang cocok dengan maknanya.

Banyak lagi informasi yang kuperoleh dari pemuda itu. Aku merasa beruntung bisa mengenal dan berinteraksi dengannya. Dari beberapa kali percakapan dengannya, aku menangkap bahwa pemahamannya tentang dinar dirham lebih karena keinginan menjalankan sunnah yang sudah lama ditinggalkan umat Islam. Sedangkan keuntungan materi dari penggunaan itu hanyalah sebagai bonus dan bukan tujuan utamanya. Sungguh ini merupakan karakter utama bagi para jawara sejati.

Aku sendiri saat pertama kali mengenal dinar dirham, delapan tahun lalu, baru sekedar fanatisme bahwa keduanya adalah mata uang Islam pada zaman nabi sehingga dengan memilikinya kuanggap bernilai pahala. Pengetahuan selanjutnya hanya pada fakta bahwa emas dan perak adalah komoditas yang selalu naik nilainya. Hanya itu. Selama beberapa tahun aku vakum tidak mengoleksi dinar dirham karena tempat tinggalku saat itu jauh dari wakala yang mendistribusikan dinar dirham, keinginanku untuk mendapatkan lagi dinar dirham lebih karena hal tersebut cocok untuk melindungi assetku, tidak kena inflasi! Sampai suatu saat aku mulai membaca-baca tulisan di http://www.wakalanusantara.com. Di web tersebut terdapat tulisan-tulisan yang menggugah kesadaran pentingnya umat Islam kembali menggunakan dinar dirham sebagai bentuk ketaatan pada Allah dan Rasul. Selain itu, dijelaskan juga mengenai pentingnya zakat mal ditunaikan dalam bentuk dinar dirham, tidak dalam uang kertas. Hal lainnya adalah penggunaan dinar dirham sebagai penunai syariat Islam seperti sedekah, mahar dan sebagai alat tukar dalam jual beli. Di http://jawaradinar.com/ terlihat kerja keras mereka dalam menegakan muamalah dan menghapuskan riba melalui perdagangan yang syar'i.

Dari situlah aku paham bahwa alasan dinar dirham kembali dicetak pada tahun 1992 di Granada, Spanyol lebih karena pengamalan syariat Islam. Melalui bimbingan Syekh Abdul Qadir As Syufi, Umar Vadillo dan murid-murid Syekh Abdul Qadir lainnya menyebarkan syiar pentingnya kembali ke dinar dirham sebagai bentuk mengembalikan sunnah yang menghilang. Tidak ada sama sekali motivasi bisnis di dalamnya meskipun pencetakan dinar dirham selalu berkaitan dengan aliran dana. Dinar dirham adalah sarana untuk menghapuskan riba yang dosanya lebih berat dari berzina! Keyakinan Itulah yang dipegang oleh para jawara.

Aku beruntung berada di sekitar para jawara yang memiliki pemahaman bahwa hakikat kembalinya dinar dirham adalah sebagai bentuk kembalinya umat Islam pada ajaran yang sesungguhnya. Bukan untuk memperkaya diri atau untuk meraih materi semata di dunia ini. Mereka memang begitu istimewa. Kesibukannya yang berkaitan dengan dinar dirham adalah hal-hal yang tidak aku temukan pada orang lain. Tema pembicaraanya pun berbeda dengan yang lain.

Sementara orang lain terkagum-kagum dengan grafik kenaikan harga emas dan prediksi emas dan perak di masa mendatang, orang-orang yang kukenal lebih fokus pada pelaksanaan pasar Islam tanpa biaya sewa dengan menggunakan dinar dirham sebagai alat tukarnya.

Saat orang sibuk ikut mempelajari teknik mengembangkan emas dengan menggunakan uang pinjaman ber-riba, orang-orang ini sibuk mendatangi mustahik dan membagi zakat dalam bentuk dirham sambil menunjukkan tempat dan waktu untuk membelanjakannya di pasar Islam keesokan harinya.

Saat orang lain mulai mencari-cari bungkus agar terksesan syar'i dalam membisniskan dinar dirham, orang-orang ini lebih memilih banyak beristighfar dan selalu berdoa agar diluruskan niatnya dalam menjalankan amanah membawa dinar dirham sebagai mata uang syar'i.

Semoga Alloh senantiasa mengaruniai kemudahan pada teman-temanku, meskipun belum semuanya sempat kutemui, para jawara yang tidak pernah putus asa berjuang. Semoga Alloh senantiasa memberikan keikhlasan dan menjaga niat mereka agar selalu lurus dalam perjuangan menegakkan sunnah.

Lamunanku pada masa laluku terhenti ketika sebuah sebuah sms masuk ke HP ku. Salah seorang jawara dari Yogya mengirim sebuah pesan buatku.
"Mas, punya pecahan koin satu dirham? Dirham untuk pembagian zakat besok kebanyakan pecahan dua dirham. Kami perlu tukarkan ke pecahan yg lebih kecil"


Dibaca : 2587 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO