NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
24-07-2014 , Kamis Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 0,-
Dinar - Rp. 0,-
Dinarayn - Rp. 0,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 0,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 0,-
Dirham - Rp. 0,-
Dirhamayn - Rp. 0,-
Khamsa - Rp. 0,-
Bekasi, 30 Agustus 2012
Membawa Cahaya ke Sivitas Akademika
Endah Widowati - JAWARA Bekasi, Salah satu pemilik Salmaa Baraka Food
Kampus Universitas Islam 1945 (UNISMA) Bekasi menjadi saksi mulai diperkenalkannya Dinar dan Dirham kepada segenap sivitas akademika di sana.

Adalah JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) Bekasi-yang dimotori oleh Bapak M Yusron-didukung penuh oleh Wakala Induk Nusantara dan Resimen Mahasiswa Jayakarta Satuan UNISMA Bekasi yang menggagas peluncuran Forum Kajian Ilmu dan Amal Muamalah (KIAM) yang dilaksanakan sore itu. Apakah KIAM ini?

KIAM adalah kelompok aktivis di lingkungan sivitas akademika di suatu perguruan tinggi yang bermisi untuk mendalami dan menyebarluaskan pengetahuan tentang muamalat, khususnya dalam transaksi bisnis dan komersial, berdasarkan sunnah Nabi Muhammad Salallahu Alayhi wa Sallam dan praktek-praktek tiga generasi pertama penduduk Madinah al Munawarah (Amal Ahlul Madinah) dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Peluncuran KIAM ini menjadi sangat istimewa karena Shaykh Umar Vadillo (pimpinan World Islamic Mint - WIM) sendiri hadir dan memberikan kuliah umum bagi para peserta.

Meskipun pada awalnya tidak banyak pengunjung yang hadir-bahkan sebagian besar bangku di ruang C.102 Fakultas Ekonomi kampus itu masih kosong-, namun pelan tapi pasti bangku-bangku itu mulai terisi oleh anak-anak muda yang penuh semangat, menyambut hadirnya seorang Mursyid, seorang mujahid yang bukan saja tidak mengenal lelah, tetapi memiliki visi akan kemenangan Islam. Sebab, keyakinannya sepenuhnya dilandasi oleh sikap penyerahan diri secara total hanya kepada Allah, subhanahu wa ta'ala, kepada kalimat dzikir la haula wala quwwata illa billah, dan beliau hanya mengenal adagium: Kebenaran Datang, Kebatilan Musnah. Kehadirannya seolah membawa cahaya kembali ke Nusantara.

Lantas, apa saja yang disampaikan Shaykh Umar Vadillo kepada sekitar tujuh puluh peserta yang hadir sore itu? Berikut sebagian cuplikannya:
'Satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda semua hari ini adalah mengenai kembalinya Dinar dan Dirham (DnD). Ini adalah satu peristiwa yang sangat penting di abad keduapuluh satu ini. Kembalinya DnD merupakan awal dari berakhirnya kegelapan masa ini dan berakhirnya kejahatan kerajaan riba dengan ditandai akan kembalinya muamalah,' Shaykh Umar mengawali ceramahnya.


Muamalah adalah model sosial politik dan ekonomi dalam Islam. Model yang sudah sangat disembunyikan dan ditekan selama seratus tahun belakangan ini. Dinar emas dan Dirham perak adalah alat tukar yang disebutkan dalam Qur'an oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Emas dan perak sudah menjadi alat tukar bagi umat Islam selama 1400 tahun. 'Sekarang akan saya buktikan kepada Anda. Jika saya berikan Anda pilihan, mana yang akan Anda pilih? Anda memilih kertas atau emas? Saya jamin ketika kita memberikan pilihan ini di Indonesia, maka 99% laki-laki akan memilih emas, 100% wanita akan memilih emas. Ini karena para perempuan tidak bisa ditipu layaknya laki-laki yang mudah ditipu,' tambahnya.

Selanjutnya Shaykh Umar membandingkan dengan uang kertas. Ia memperlihatkan rupiah yang sesungguhnya, koin perak. Keping perak Rupiah ini dicetak oleh Kesultanan Mughal dan kemudian kerajaan Inggris mengubahnya menjadi koin Inggris. Berat koin itu adalah 10,2 gram. Ini juga dikenal sebagai 'Tolah'. Koin ini kalau dirupiahkan kurang lebih sama dengan Rp 200.000 atau 3 Dirham.

Dirham perak, tidak ada inflasi. Satu ekor ayam di jaman Rasul Shalallahu Alayhi wa Sallam harganya 1 Dirham. Hari ini harga 1 ayam di Jakarta juga 1 Dirham. Jadi 1400 tahun sejak koin itu dicetak nilainya tetap sama. Dirham Perak dan Dinar emas melampaui batasan nasionalisme. Akan sama saja baik di Jakarta maupun di Kuala Lumpur, karena sebenarnya emas itu seperti kentang, dimana-mana sama. Jadi emas di Argentina maupun di Kutub Utara, sama saja.

PM Malaysia terdahulu, Dr. Mahathir, menyatakan bahwa mata uang umat muslim haruslah Dinar emas. Dan ini akan menjadi alat tukar kita bersama. Jadi kalau kita ingin membeli barang-barang dari saudara kita di Malaysia kita tidak perlu main ular tangga: naik dulu, beli dari rupiah, naik, beli dollar ke ringgit, turun lagi ke ringgit, turun lagi ke rupiah. Jadi dalam Dinar dan Dirham tidak ada valuta asing. Dinar adalah Dinar. Inilah cara mempersatukan umat.

Kita sebagai umat muslim memiliki 40% sumber daya alam di dunia. Sekarang kita memberikan seluruh sumber daya itu gratis, cuma-cuma. Nusantara dipenuhi oleh emas, tapi kemudian dipindahkan ke Australia, dan kita diberi selembar kertas. Emasnya pergi entah kemana. Dan kita kemudian berpikir, mengapa kita miskin sedangkan mereka kaya?

Bisakah Anda bayangkan, bisakah Anda pikirkan?

Selanjutnya Shaykh Umar menegaskan bahwa sistem ini tidak untuk kita. Sistem ini hanya bekerja dan menguntungkan segelintir orang tadi. Jadi harus dihentikan. Karena selama kita tunduk kepada sistem ini, kita selamanya menjadi budak.

'Pendapatan Bruto Indonesia lebih dari US$ 500 miliar. Tapi ada satu perusahaan di Amerika, Microsoft, menurut mereka nilai perusahaannya sebesar US$ 800 miliar. Coba jelaskan kepada saya, bagaimana bisa seorang Bill Gates nilainya 1,5 kali lebih berharga daripada 250 juta rakyat Indonesia? Tidak masuk akal!'

Karena itu ia menyerukan agar umat Islam bangun! Katakan TIDAK! Ini tidak bisa diterima, ini tidak rasional, ini tidak masuk akal. Anda telah dibohongi dan dicurangi. Kita tidak bisa menerima penilaian mereka. Ketika mereka menilai diri mereka dengan sedemikian mahal dan berharganya, kita dinilai sebegitu rendahnya. Ketika itu tidak cukup, mereka bisa membeli apa saja yang kita miliki, apa saja yang kita produksi, dengan cuma-cuma. Dengan selembar kertas yang tidak ada harganya.

Tidakkah Anda mengerti? Tidakkah Anda bisa mengerti?

Karena kita tidak bisa berpikir. Kita benar-benar tidak bisa berpikir. Dan kita harus bangun dari kondisi hipnotis ini. Dan untuk bangun dari mimpi ini anda memerlukan ilmu. Dan Anda harus sadar bahwa Islam adalah kebenaran. 100% kebenaran. Ketika Islam menyatakan bahwa riba adalah haram, maka percayalah bahwa itu benar-benar haram. Benar-benar haram. Tidak baik untuk Anda. Riba hanya berguna bagi para penguasa riba, dan mereka berada di luar negeri ini.

'BANGUN! Anda harus bangun! Negeri ini adalah negeri kapitalis, dijalankan dan diperintah oleh perbankan. Mereka hanya melanggengkan sistem perbudakan ini untuk memperbudak Anda sekalian.'

'Saya mengerti bahwa ini sangat sulit diterima. Tapi Anda semua hidup dalam satu fantasi, dan Anda telah menjadi korban. Dirampok. Karena sejatinya Anda tidak miskin. Anda telah dicurangi.'

'Riba adalah sesuatu yang haram, dan Allah telah menyatakan perang terhadap riba. Saya bisa menjanjikan satu hal, kaptalisme akan runtuh. Bahkan sekarang kapitalisme sudah runtuh. Sudah gagal. Satu saat nanti insya Allah sebagian dari Anda akan melihat.'

'Dan bagi merekalah saya datang. Untuk memberi kabar bahwa Dinar emas dan Dirham perak sudah kembali ke seluruh penjuru dunia. Ada ratusan ribu orang di seluruh penjuru dunia sudah menggunakan Dinar dan Dirham. Dan kita tumbuh dengan sangat cepat. Koin-koin baru dicetak di berbagai tempat yang berbeda. Ada sistem pembayaran yang memungkinkan kita menggunakan Dinar dan Dirham. Kita bisa bertransaksi, berdagang. Dan kita akan bersama-sama. Kita akan terus tumbuh.' Kepada para sivitas akademika, secara khusus Shaykh berpesan: 'Kalian harus menjadi mahasiswa Universitas Dinar Dirham. Kenalkan Dinar Dirham di kampus ini, hadirkan keberadaannya untuk para mahasiswa yang lain, yakinkan Rektorat untuk menerima pembayaran kuliah menggunakan Dinar dan Dirham, dan kita harus meyakinkan kantin-kantin di sini, warung-warung makan supaya mau menerima pembayaran dengan Dirham, membeli buku dengan Dirham dan Dinar. Nantinya kita akan memiliki ATM yang bisa mengeluarkan koin Dinar dan Dirham. Inilah cara yang paling baik memperkenalkan Dinar Dirham dan berkontribusi terhadap perkembangan Dinar Dirham di kampus. Kita melakukan hal yang sama pada Universitas di Pakistan, Malaysia, dan di Eropa.'

Shaykh juga menjelaskan dengan gamblang mengenai jaringan perdagangan menggunakan DnD, yang di Indonesia disebut JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara), termasuk detail teknisnya serta kaitannya dengan paguyuban sejenis di Malaysia dan Singapura. Toko-toko yang menerima pembayaran dengan Dinar dan Dirham telah diberi tanda khusus berupa stiker seperti pada gambar ini:

Terakhir, Shaykh menguraikan tentang legal tender, sebagai berikut:
'Legalitas legal tender atau alat tukar yang sah itu merupakan monopoli negara. Rupiah adalah legal tender atau alat tukar yang sah. Jadi, legal tender artinya alat tukar itu menjadi sesuatu yang wajib bagi masyarakat yang ada di negara itu. Tetapi Dinar bukan legal tender. Tidak pernah menjadi legal tender. Pemerintah tidak boleh memaksa rakyatnya untuk hanya menggunakan Dinar dan Dirham. Karena menurut syari'at Islam, alat tukar itu bebas. Jadi kita bisa membayar, misalnya memakai beras. Dan Pemerintah tidak boleh mengatakan: 'Kamu hanya boleh menggunakan Dinar dan Dirham'. Tidak boleh dipaksa.'

'Dahulu pada waktu pertama kali kita mencetak Dinar dan Dirham di Malaysia, sekelompok orang berbondong-bondong lari melapor ke Bank Sentral dan berkata, 'Lihat, mereka mencetak legal tender!'. Kita jawab, �Kita tidak mencetak legal tender, kita menggunakan alat barter'.'

Jadi yang dilakukan oleh Pemerintah bukan melegalkan, tapi menjamin, bahwa koin yang dicetak adalah benar 4,25 gram, dengan kemurnian 22 karat. Sultan Ternate mencetak Dinar Dirham atas namanya. Sultan Ternate tidak mencetak legal tender. Beliau hanya mengatakan bahwa: 'Koin ini saya jamin beratnya 4,25 gram'. Jika Anda tidak percaya kepada Sultan Ternate, Anda tidak perlu menggunakannya. Saya tidak meletakkan pistol di kepala Anda untuk memaksakan untuk menggunakan koin ini. Dan merekalah yang melakukan itu, meletakkan pistol di kepala kita dan menyatakan bahwa kita wajib menggunakan itu.

Apakah yang kita lakukan legal? Jawabannya adalah 'Iya'. Mereka tidak dapat menghentikannya. Apakah kita akan berhasil? Jawabannya adalah 'Iya'.
Demikianlah Shaykh Umar Vadillo, sangat inspiratif, sangat memotivasi, dan sekaligus sangat mengayomi. Semoga Allah Ta'ala meninggikan ilmu beliau, dan semoga kita semua diberi kesempatan untuk menikmati tegaknya muamalat di bumi Nusantara ini. Di akhir acara, diserahkan doorprize berupa koin Nisfu Dirham kepada lima orang peserta yang mengajukan pertanyaan pada sesi tanya jawab.

Dibaca : 2009 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO