NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
11-03-2013 , Senin Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 1.186.000,-
Dinar - Rp. 2.372.000,-
Dinarayn - Rp. 4.744.000,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 11.600,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 35.000,-
Dirham - Rp. 70.000,-
Dirhamayn - Rp. 140.000,-
Khamsa - Rp. 350.000,-
Depok, 10 Desember 2012
Telah Beredar Jejak Nusantara di Afrika Selatan

Isi dan pesan buku ini sesuatu langka dalam khasanah perbukuan di Indonesia, sangat penting bagi masyarakat.

Masyarakat Indonesia tidak terlalu banyak mengenal Afrika Selatan. Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 lalu boleh jadi telah mendongkrak nama negara di ujung bawah Benua Afrika ini. Tetapi itu hanya di permukaan saja. Masyarakat tetap tidak mengenal lebih jauh lagi keberadaan negeri yang memiliki kaitan khusus dengan Nusantara. Bahkan bukan hanya khusus tetapi sangat istimewa, terkait dengan keberadaan Islam dan kaum Muslimin di kedua negeri. Keduanya terhubung dalam rentang sejarah selama hampir empat abad, sejak pertengahan abad ke- 17 sampai awal abad ke-21 ini.

Buku berjudul Jejak Nusantara di Afrika Selatan ini disertai dengan sub-judul Dulu dan Kini. Judul ini mencerminkan isi dan pesan buku ini. Secara umum memang dapat dibagi menjadi dua bagian. Separuh (bab 1-bab 5) berisikan ulasan sejarah Islam di Afrika selatan, dan peran tokoh-tokoh dari Nusantara dalam perkembangan awalnya. Tokoh utamanya antara lain adalah Syekh Yusuf al Makasari, Tuan Guru, Syekh Mahtebe Syah, dan lain lain. Separuh berikutnya (bab 6- bab 11) mengulas perkembangan mutakhir hubungan kaum muslim Nusantara dan Afrika Selatan, khususnya Propinsi Western Cape, yang merupakan pusat Islam di Afrika Selatan.

Uraian pada separuh buku ini berfokus pada ajaran Shaykh Dr Abdalqadir as Sufi ulama besar abad ke-21 yang juga tak banyak dikenal di Indonesia. Ulama sufi asal Skotlandia ini bukan saja mengajarkan kembali pentingnya menyatukan hakekat dan syariat, tetapi juga memberikan panduan tentang upaya restorasi Islam di abad modern ini. Sebagai ulama asli Eropa Shaykh Abdalqadir as Sufi mampu membaca zaman modern ini, mendiagnosa penyakit-penyakitnya, dan memberikan obatnya. Sesuatu yang tidak kita dapatkan dari ulama lain mana pun saat ini.

Shaykh Abdaqadir juga telah menghasilkan banyak sekali karya tulis, baik dalam bidang tasawuf, siyasah, dan tarbiyah. Dua kitab yang cukup penting adalah Root Islamic Education dan Sultaniyya. Sebelumnya juga ada kitab berjudul The Return of the Khalifaf. Beberapa buku politiknya adalah The Time of the Bedouin, The Political Renewal, The Interim is Mine, dan yang terakhir The Engine of the Broken World. Buku-buku tassawufnya termasuk seri The Book of Hubb, The Book of Amal, The Book of Tawhid, The Book of Safar; dan yang terbaru Commentary.

Dalam buku Jejak Nusantara ini juga disertakan lampiran yang memberikan pengantar tentang ajaran pokok Shaykh Abdalqadir as Sufi yang ditulis oleh salah satu murid seniornya, yaitu Shaykh Abdalhaq Bewley. Dan, yang terpenting, adalah bahwa ajaran Shaykh Abdalqadir kini tengah diterapkan oleh murid-muridnya di seluruh penjuru dunia, dari Maroko-Nusantara, yakni upaya mengembalikan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, menyatukan kembali ibadah dan muamalah. Salah satunya yang giat menjalankan ajaran Shaykh Abdalqadir As Sufi ini di Nusantara adalah penulis buku ini, yaitu Ir Zaim Saidi, yang aktif sejak awal 2000an.

Buku ini kini telah beredar, dan dapat dibeli di wakala-wakala terdekat. Harganya sangat murah tak sampai dua daniq Dirham, atau dalam rupiah Rp 20.000. Sebuah buku yang sangat berharga untuk dibaca dan dimiliki oleh setiap Muslim di Nusantara.
(001)
Dibaca : 486 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Berita
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO