NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
11-03-2013 , Senin Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 1.186.000,-
Dinar - Rp. 2.372.000,-
Dinarayn - Rp. 4.744.000,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 11.600,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 35.000,-
Dirham - Rp. 70.000,-
Dirhamayn - Rp. 140.000,-
Khamsa - Rp. 350.000,-
Cape Town, Afrika Selatan, 28 Maret 2011
Ya Walad! - Pelajaran Pertama
Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi -
Dalam kediktatoran tak da kebebasan politik, dalam demokrasi tak ada kebebasan ekonomi.

DEFINISI KEDIKTATORAN

Dalam kediktatoran tidak ada kebebasan politik.

Perbedaan pendapat dihukum dengan pemberangusan masyarakat - dikurung, disiksa, dipenjara bahkan dihukum mati.

Ada kebebasan ekonomi dasar karena negara adalah penguasa tunggal atas kekayaan.

DEFINISI DEMOKRASI

Dalam demokrasi tidak ada kebebasan ekonomi. Anda adalah seorang warga negara dalam satu set negara demokratis yang seragam. Menjadi warga negara berarti Anda adalah seorang debitur (penghutang). Anda bertanggung jawab terhadap utang nasional, jadi anak asal Mauritania yang lahir di padang pasir saat memasuki fase kehidupannya langsung menanggung pembagian dari utang nasional, hingga lahir ke dunia dengan berhutang sejumlah ribuan euro yang tak terbayarkan. Anda bebas untuk mengubah perwakilan politik Anda, tetapi, tidak berdaya kecuali mewajibkan pajak Negara atas Anda, dia tidak berdaya. Dia harus mencegah Anda dari bangkit - Anda diperbolehkan protes tapi tidak dengan kekerasan - maka Anda harus dibungkam. Itu adalah status quo. Ketika bank gagal, kehilangan jutaan, Anda harus membantu mereka keluar dari krisis. Dalam melakukan ini Anda, rakyat, dianggap, (berkat demokrasi) pasif dan patuh.

DEFINISI BANKIR

Para bankir, yang disebut oleh Proudhon (Pent. Pierre-Joseph Proudhon, politisi dan ekonom asal Prancis 1809-1865) sebagai sebuah Sekte, adalah persaudaraan mistis atheis. Mereka mengoperasikan sistem riba pinjaman dengan bunga, tidak menggunakan komoditi yang substantif, yaitu kekayaan riil, tetapi dengan uang kertas, sebuah 'kuitansi' terhadap suatu kekayaan riil. Kekuasaan mereka tumbuh, dan berkembang sejak Revolusi Perancis dan "pemandulan" monarki Inggris pada saat itu oleh para bankir menyingkirkan bangsawan yang sah dan menggantinya dengan bangsawan Jerman yang patuh.

Perang Dunia II dan sesudahnya, datang dengan transformasi komputer berbasis informasi global, melmbawa lompatan evolusi penting dalam perilaku dan kekuasaan. Sistem keuangan yang berlaku meninggalkan mata uang (dokumen kertas janji pembayaran hutang) dan hanya berfungsi dalam sejumlah 'mata uang' dan transfer dari titik global A ke titik global B. Bahkan tidak lagi berupa jumlah numerik , melainkan hanya impuls elektronik yang berkedip antara dua komputer. Dengan kata lain, para bankir memerintah dengan menggunakan sihir. Mereka menguasai politikus - yang akhirnya menyadari bahwa terpilihnya mereka bukan disebabkan oleh rakyat pemilih tetapi karena publikasi di media (yang dimiliki oleh para bankir) dan keikutsertaan mereka dalam program fidusia mereka.

Saat ini para bankir telah menemukan bahwa politikus lebih mudah diperbudak dari yang mereka bayangkan sebelumnya. Terkuak, saat politisi mengungkapkan kepatuhan mereka dengan menyelamatkan (sistem bail out) runtuhnya sistem keuangan yang dialami para bankir. Sekarang, kata mereka, lihatlah kekacauan ini. Kita harus menyelamatkan pasar ini. Padahal yang benar adalah Anda, para politikus, berhutang kepada kita sejumlah besar dalam bentuk hutang nasional. Saatnya untuk membayar. Ubah istilah itu - defisit � jumlah yang terutang itu - yang jelas kini Anda harus membayarnya.

Dalam satu langkah para bankir (sebuah sistem tapi dijalankan oleh semacam kependetaan sistemik) membawa kepada langkah besar mendekati akhir dari logika dan kalkulasi agama mereka - satu bank, tidak ada mata uang, dan semua umat manusia sebagai debitur.

Langkah untuk mengumpulkan deficit, mengikuti krisis keuangan para bankir '- lebih dari dua puluh triliun dolar - orang dibuat terlalu trauma - sekarang mereka harus, harus membayar tagihan hutang mereka.

Tidak ada seorang pun di suatu negara yang bertanya - kemana uang itu pergi? Apakah menghilang begitu saja? Apakah itu berarti memang tidak pernah ada sejak awalnya?

Apa yang disebut 'krisis defisit' terus semakin merendahkan dan memperbudak rakyat.

Mitos 'pemulihan kriris' hadir sebelum pemotongan hampir menyeluruh pelayanan sosial yang menjadi fondasi masyarakat sipil. Untuk memberikan para bangkir vitalitas baru, mereka membutuhkan nasabah baru. Mereka membutuhkan beberapa juta klien baru untuk memungkinkan mereka bergerak terus mendominasi dunia dan untuk menjaga elit mereka, terus makin kaya dan dihargai. Misalnya pada saat krisis defisit Inggris, Barclays Bank memberikan bonus kepada bos mereka sebesar � 9.000.000, menyusul protes publik, bos (dengan nama abadi Bapak Diamond!) dengan rendah hati mengatakan bahwa mengingat masalah yang sedang dialami orang lain, maka ia hanya akan mengambil enam juta saja!

Ya Walad!

Dan ini, adalah di mana Anda hadir. Para bankir bertanya: "Sekarang bagaimana kita bisa mendapatkan puluhan juta nasabah bank baru? Baru, muda, menginginkan 'demokrasi', yaitu debtorship tanpa diktator, dan dengannya kita dapat mengimpor obat, rock and roll, kebebasan seksual dan bahkan fashion. Tentu saja � di sepanjang pesisir Laut Tengah, di sana hiduplah kaum pengangguran, tertindas dan terbebas dari ajaran Islam, yang mungkin akan mengungkap sifat jahat rencana fidusiari kami!"

Anak-anak muda, Anda menginginkan demokrasi � TEKAN TOMBOL ENTER.

Diterjemahkan dari : http://www.shaykhabdalqadir.com/content/articles/Art113_16032011.html

Oleh Ikhsan N Basha


Dibaca : 2240 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO