Cape Town, Afrika Selatan, 12 Maret 2012
Bersafarlah, dan Berkumpulah dengan Kaum Arifin
Shaykh Dr. Abdalqadir as-Sufi -

Inilah wejangan dari Shaykh Abdalqadir as Sufi yang disampaikannya saat Moussem , di Cape Town, pada tahun 2008. Sangat relevan bagi kita saat ini. Dinukil dari buku the Book of Safar.

Sekarang ini kita hidup pada zaman yang sangat aneh. Pada zaman kita hidup ini, dan pada zaman hidup anda, kita telah melihat runtuhnya bangunan formal yang dipahami dan diterima di seluruh dunia, sebagai sebuah pola dasar hukum yang didasarkan pada penghormatan tertentu kepada manusia, yang telah dipropagandakan kaum atheis dan kafir - yakni para humanis yang mempropagandakan 'Hak Asasi Manusia'. Pada zaman hidup kita ini, kita telah melihat betapa manusia telah mengabaikan tatanan sehingga mereka berbuat biadab pada saat perang dan agresi, dan kita melihat runtuhnya tatanan ini secara total.

Dan negara-negara yang menampilkan diri sebagai pemimpin masyarakat, yakni negara-negara yang membawa dunia menuju sebuah tingkat keadilan yang baru dengan prinsip 'humanisme' ini, kita lihat justru memporakporandakan struktur Hukum Internasional dan memporakporandakan semua prinsip dan mengabaikan hak-hak manusia dalam perang, sebagaimana yang kita lihat dalam kasus yang memalukan di penjara Guantanamo dan penjara Abu Gharib.

Tidak ada penyesalan. Tidak ada usaha untuk memperbaiki perbuatan mereka. Tidak ada hukuman terhadap orang yang bersalah. Tidak ada ucapan meminta maaf. Kita telah melihat runtuhnya tatanan moral - karena semua itu didasarkan pada jejak-jejak peninggalan agama Kristen.

Bersafar Secara Bermakna
Sekarang kita berada dalam situasi yang pada dasarnya tidak ada hukum. Negara-negara Bangsa telah runtuh, dan sekarang kita memiliki pasukan-pasukan liar yang kita tahu bukan merupakan sebuah negara - atau kita sebut saja NATO - dan sekarang kita berada di tengah-tengah mereka. Dan kapan saja anda memasuki bandara saat bepergian, anda dapat melihat penghinaan dan pelecehan terhadap negara-negara muslim di seluruh dunia oleh sebuah masyarakat yang sedang mengalami kebangkrutan, keruntuhan, dan mereka sendiri menghadapi fakta yang mengerikan bahwa uang mereka tergerus tanpa mereka tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Mereka tidak bisa menjelaskannya.

Sekarang, Allah, subhanahu wa ta'ala. memberikan peringatan kepada manusia. Saya ingin agar anda memahami bahwa anda hendaknya tidak bepergian secara na'if, tetapi anda hendaknya bepergian dengan memiliki kepahaman bahwa anda melakukan perjalanan ini karena diperintahkan Allah untuk bepergian. Dan anda harus memahami bahwa perjalanan yang anda lakukan itu bukan untuk piknik, bukan untuk bersenang-senang, tetapi merupakan kesempatan untuk memahami hakikat segala sesuatu yang anda lihat, untuk mengetahui bagaimana manusia berperilaku, dan pesan apa saja yang terkandung di balik semua itu. Perhatikan surat Fathir (35:44), yang artinya:

"Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? dan tiada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa."

Sekarang anda dapat mengetahui bahwa perjalanan yang anda lakukan ke salah satu tempat yang paling jauh di bumi ini [Cape Town. Peny] sesungguhnya untuk membebaskan anda dari perbudakan yang telah membelenggu umat Islam semenjak Khilafah dihancurkan, dan pada saat Dinar dan Dirham secara doktrinal dihapus oleh orang-orang kafir. Ketika mereka menghapuskan rupee emas dan mengganti dengan rupee kertas di India, dalam waktu singkat negara itu menjadi negara yang banyak pengemisnya.

Yang harus anda pahami adalah bahwa dengan perjalanan yang anda lakukan ini, maka anda tidak akan lagi mempercayai berita dari televisi. Anda harus memiliki perspektif Al-Qur'an yang dapat membebaskan anda sehingga anda dapat mempersiapkan diri ke tahap selanjutnya bersama-sama orang-orang yang mencintai Allah dan yang dapat meninggikan seluruh dunia bersama mereka, sebagaimana orang-orang yang telah meruntuhkan dunia yang tidak saja membawa kepada penjara dan penyiksaan, bahkan ke dalam kebangkrutan. Sekarang perhatikan surat ar-Rum (30: 9), yang artinya:

"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi
dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?

Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri."

Marilah kita dengarkan sekali lagi baris terakhir: "Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri."

Berkhidmatlah, Layani Kaum Papa
Oleh karena itu ketaatan kepada Allah juga berarti bersikap benar terhadap diri sendiri, dan itu akan dicatat bagi anda sebagai kehidupan yang baik. Sebuah kehidupan yang baik adalah ketika anda memulai kehidupan dengan mempedulikan saudara-saudara anda, baik laki-laki maupun perempuan, kerabat-kerabat dekat, orang-orang fakir, orang-orang yang ada dalam jamaah, kemudian anda dapat memperluasnya di luar lingkaran yang saling mengenal dan saling menyayangi. Anda dapat mengangkat dunia karena mereka dapat memiliki apa yang mereka perlukan. Sedangkan anda memiliki apa yang tidak mereka miliki.

Jika anda pergi ke negara-negara besar di dunia hari ini, pemerintahan mereka sedang mengkhianati rakyatnya. Pemerintahan mereka telah menipu rakyatnya dan yang tampak jelas adalah di Afrika Selatan, di mana Piagam Kemerdekaan telah menghilangkan darinya sarana fisik yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kota-kota dan dari kemiskinan yang parah yang terjadi di daerah-daerah terpencil, yang setelah sepuluh tahun tidak pernah dipedulikan keadaan mereka, padahal mereka semakin terpuruk dan semakin terhina.

Inilah masyarakat marginal yang harus kita datangi dan kita satukan. Tugas seperti ini hanya dapat anda pahami dan anda lakukan jika anda menjadi orang merdeka dengan melakukan perjalanan dan melihat bagaimana Allah, subhanahu wa ta'ala. telah menghukum orang-orang yang menzalimi diri mereka, karena mereka juga tidak melayani diri mereka sendiri. Para fakir adalah orang-orang yang melayani diri mereka dengan cara melayani orang lain. Khidmat (pelayanan) terhadap orang fakir adalah dengan cara memuliakan mereka melebihi orang lain. Para fakir memberi, sedang pemerintah dan negara meminta.

Ketika penakluk besar pertama memasuki India, ketika dia tiba di Peshawar, dia datang bersama pasukannya dan membagikan ribuan dinar emas kepada rakyat. Sekarang ketika pemimpin-pemimpin orang kafir memasuki negara dan pergi ke kota-kota, kedatangan mereka menghabiskan ratusan dan ribuan Dinar emas untuk membiayai keamanan mereka karena setiap orang ingin membunuh mereka. Itulah perbedaannya. Orang-orang Islam ketika memasuki suatu negeri, mereka memberi kepada rakyat, sehingga rakyat pun mencintai mereka. Kedermawanan seperti inilah yang dibicarakan oleh Imam kita hari ini. Sekarang perhatikan surat Muhammad (47:10), yang artinya:

"Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi

sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka.

Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu."

Nasib Kaum Kafir
Dan orang-orang kafir akan mengalami nasib yang sama. Inilah dunia tempat anda tinggal. Inilah yang anda lihat ketika anda melakukan perjalanan. Pergilah ke Cape Town, dari Waterfront dan dari Constantia, kemudian pergilah ke masyarakat muslim yang besar di Cape Flats, dan lihatlah apa yang telah dilakukan terhadap rakyat oleh pemerintahan yang memperbudak rakyat. Sesungguhnya mereka sendirilah yang merupakan hamba-hamba manusia dimana tak seorang pun yang mau memilih mereka karena mereka menumpuk-numpuk kekayaan dan uang. Emas yang digali dari bumi tidak sampai ke tangan orang-orang miskin, tetapi uang itu dibawa ke Amerika Serikat.

Maka inilah beritanya: Orang-orang kafir akan menderita nasib yang sama. Untuk itu, kita perlu bepergian di muka bumi untuk memahami apa yang terjadi. Tetapi di samping itu juga akan membuat anda merdeka, dan menjadikan anda bebas untuk menyadari bahwa dalam menjalani kehidupan ini anda memerlukan orang-orang fakir, anda adalah orang fakir, dan cinta anda satu sama lain akan menjadi teladan bagi setiap orang untuk diikuti karena saling membantu dan saling mendukung, saling memberi makan dan saling peduli - semua aspek tersebut benar-benar telah menghilang dalam seluruh spektrum politik di masyarakat industri tempat kita hidup dewasa ini.

Sekarang perhatikan surat an-Nahl (16:36), yang artinya:

"Maka berjalanlah kamu di muka bumi, dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan."

Berkumpulah dengan Arifin
Inilah bagian pertama dari pesan dalam majelis di Cape Town ini. "Maka berjalanlah kamu dimuka bumi, dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan." Anda dapat melihat semuanya itu di sekeliling anda. Tetapi kemudian pahamilah apa yang dikatakan oleh Abu Madyan, pemimpin para sufi:

"Nikmatnya hidup itu hanyalah ketika berkumpul dengan para fuqara. Mereka adalah sultan, tuan, dan pangeran."

Mereka adalah sultan, tuan, dan pangeran, karena mereka adalah para ahli khidmat (pelayanan). Mereka adalah para ahli khidmat dengan tangan mereka, tetapi di samping itu mereka juga para ahli khidmat dengan hikmah mereka. Mereka melayani orang-orang dengan bimbingan yang benar dan perkataan yang baik, dan perkataan yang menyembuhkan, sehingga karena merekalah maka kehidupan dunia ini tetap berlangsung. Jika para wali dan para sufi thariqah, yang dikenal maupun yang tidak dikenal, yang di dalam thariqah maupun yang di luar thariqah, yang mencintai Allah dan mencintai orang-orang yang cinta kepada Allah, jika orang-orang seperti ini tidak ada lagi, maka dunia pun tidak akan ada lagi. Jika ratu rayap dibinasakan, maka rayap pun akan binasa. Karena kasih sayang dari orang-orang seperti itulah maka dunia ini tetap berlangsung. Yang kita khawatirkan bukanlah punahnya ikan hiu, atau hutan, atau Amazon. Tetapi yang kita khawatirkan adalah punahnya orang-orang yang mencintai Allah dan yang berbicara dengan nama Allah, jika orang-orang seperti ini menghilang, maka segala sesuatunya akan berakhir.

Maka menjadi tugas kita untuk menjadikan hal itu tetap hidup, dan mengusahakan agar tetap dinamis, karena banyak yang harus kita kerjakan dan disediakan kemuliaan yang besar bagi orang yang menuju Allah, subhanahu wa ta'ala., dan andalah yang harus mengerjakan semua ini. Anda telah memperoleh karunia Allah, anda telah dipilih oleh Allah, dan anda telah dibawa kemari oleh Allah. Allah, subhanahu wa ta'ala. berfirman dalam surat al-Anfal (8:62-64), yang artinya:

"Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,

dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahagagah lagi Mahabijaksana.

Hai nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu."

Itulah kebenaran. Dan kebenaran itulah yang telah mempersatukan kita bersama. Kehadiran teman-teman kita dari Rusia merupakan bukti keberhasilan mengenai masalah ini. Hal ini juga merupakan isyarat bahwa anda harus mengunjungi mereka di Russia dan anda harus berkunjung kepada para fuqara di Pakistan dan di India. Lewatilah Timur Tengah karena ia merupakan sebuah padang pasir yang hilang. Selain karena tempat-tempat suci, tidak ada alasan untuk melakukan sesuatu di sana, karena tempat ini sungguh menyedihkan. Tetapi kunjungilah saudara-saudara kita di India dan Pakistan dan Indonesia, kemudian ke Uzbekistan jika syaitan itu telah pergi.

Pergilah ke Tajikistan. Pergilah ke Kyrgizstan. Inilah masa depan anda. Masa depan ada di sana. Tempat-tempat di Cape Town bagi orang-orang Cape Town ini harus anda abaikan karena di sini tidak ada keadilan atau peningkatan social atau pendidikan dari kelas politik yang saling bersengketa dengan ketamakan mereka untuk memperebutkan kekayaan yang hanya diberikan sedikit oleh tuan-tuan mereka, yang semuanya dilarikan dan disembunyikan ke Swiss. Inilah dunia tempat kita hidup. Anda harus bepergian di muka bumi dan anda harus melihat. Jika anda bepergian dengan cara seperti itu, anda hendaknya hanya berhenti di Rumah Allah dan untuk mengunjungi Rasulullah, salllahu alayhi wa sallam, ., dan kemudian untuk membangkitkan Islam yang tentu saja bersama-sama orang-orang dari Anak Benua dan dari sini akan bangkitlah orang-orang yang tidur berkepanjangan. Demikian pula orang-orang Russia yang di mana-mana kembali kepada Allah, subhanahu wa ta'ala. dan Rasulullah, salllahu alayhi wa sallam, .

Kita baca al-Fatihah bagi keberkahan masa depan dan bagi para Fuqara, dan bagi kesuksesan para Fuqara, dan bagi rahmat seluruh umat Islam di Cape Town. Kita memohon Allah, subhanahu wa ta'ala. agar merahmati semua keluarga Sufi Sahib yang di masjidnya kita berada - dialah seorang wali besar. Dia datang ke negeri ini dan dia membangun sembilan masjid di seluruh negeri ini, tanpa masjid-masjid itu tidak akan ada jejak peninggalannya. Dia melakukan itu semata-mata karena cintanya kepada Allah dan karena sangat cintanya pada Thariqah, sebuah Thariqah yang sangat mencintai Rasulullah, salllahu alayhi wa sallam, . dan karena cintanya kepada Allah - Thariqah Chistiyyah. Karena semua itulah kita berada di sini pada malam ini.