Jakarta, 02 Desember 2013
Dan JAWARA Berbagi pun Dimulai
Humas JAWARA Muamalah -

Muamalah, tidak hanya melulu soal perdagangan, sedekah merupakan salah satu bagian darinya. JAWARA kini memiliki program rutin dalam mengamalkan sedekah tanpa berhitung, mari berbagi!

"Wahai manusia, jika kalian mendermakan harta dengan terang-terangan, maka hal itu baik. Jika kalian merahasiakan derma kalian, maka hal itu lebih baik. Jika kalian memberikannya kepada orang-orang fakir, maka hal itu lebih baik lagi bagi kalian. Allah akan mengampuni semua kesalahan kalian dalam mendermakan harta. Allah Maha Mengetahui semua perbuatan kalian yang patut diberi pahala." (QS. Al Baqarah : 271).

Ia (Yahya) meriwayatkan kepadaku dari Malik, dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda saat sedang berada di atas mimbar menyinggung tentang sedekah dan tidak meminta-minta untuk menjaga kehormatan diri, "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan tangan di atas adalah orang yang berinfaq, sedangkan tangan di bawah adalah orang yang meminta-minta."- Dinukil oleh Al Bukhari, hadits (1429), Muslim, hadits (1033), Abu Daud, hadits (1648), An-Nasa'i, hadits (2533), dan Ahmad dalam Al Musnad, hadits (5695).

Sangat banyak perintah untuk bersedekah dan berderma, baik di dalam Al Qur'an maupun diriwayatkan dalam berbagai hadits, disertai berbagai janji Allah mengenai pahalanya. Hal inilah yang memotivasi para anggota JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) untuk meluncurkan program "JAWARA Berbagi", salah satu sayap kegiatan JAWARA yang berupa kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai upaya untuk menegakkan muamalah secara kaffah.

Baru beberapa menit terlampaui dari pukul tujuh pagi, namun sudah ramai anak-anak didampingi para orang tua dan keluarganya berkumpul di pelataran masjid. Sebagian tampak sedang melakukan pendaftaran ulang di meja registrasi.

Di lapangan basket yang terletak di samping masjid tampak tiga buah tenda komando telah terpasang, dengan formasi membentuk huruf "U". Beberapa meja pun sudah tergelar di bawah naungan tenda, dan sebagian pedagang sudah mulai menata dagangannya di atas meja. Kibaran spanduk di beberapa titik ikut mewarnai suasana pagi itu. Benar, di sanalah akan dilaksanakan rangkaian program "JAWARA Berbagi" yang terdiri dari khitanan massal, pembagian zakat, dan Festival Hari Pasaran (FHP) Dinar Dirham.

Dalam kegiatan kali ini JAWARA tidak bekerja sendiri namun bersinergi dengan banyak pihak, yaitu Denzipur (Detasemen Zeni Tempur) 3 - Kodam Jaya yang berperan sebagai tuan rumah dan menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan, serta Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang mengatur alokasi pembagian zakat dan peserta khitan. Dukungan juga diberikan oleh Baitul Mal Nusantara (BMN) yang menangani distribusi zakat, Komunitas Peduli Sunatan Massal yang membantu menurunkan tenaga dokter dan perawatnya, Komunitas Multi People for Palestine (MP4P) yang ikut memberikan tambahan bingkisan serta membantu distribusinya kepada anak-anak yang dikhitan, Line Magic Community yang bertugas menghibur peserta khitanan massal dengan aneka permainan sulap yang sangat atraktif, tim marawis dari Denzipur 3, serta beberapa dokter dan perawat yang tanpa pamrih ikut terjun langsung menangani pelaksanaan khitan.

Sepekan sebelumnya, tepatnya tanggal 17 November 2013 telah dibagikan zakat kepada 100 mustahik di wilayah Kecamatan Pasar Rebo, dimana masing-masing menerima 1 (satu) Dirham perak. Dengan Dirham itulah mereka dapat mengalami muamalah yang sebenarnya dengan langsung membelanjakannya di arena FHP.

Pelataran Masjid Baitussalam.
Kemeriahan suasana pembukaan "JAWARA Berbagi" bersama Denzipur 3 dan DMI Pasar Rebo. Sekitar seratus orang lebih yang terdiri dari anak-anak dan orang tuanya duduk rapi beralaskan karpet masjid, menyimak rangkaian acara pembukaan yang berlangsung di panggung kecil yang tertata di depan mereka.

Dimulai dari pembukaan oleh pembawa acara, lantunan ayat suci Al Qur'an, sambutan dari ketiga pihak yang punya gawe (JAWARA, Denzipur 3, dan DMI Pasar Rebo), dilanjutkan dengan penyerahan bingkisan secara simbolis kepada perwakilan peserta khitanan massal. Tugas selanjutnya berada di pundak kakak-kakak pesulap dari Line Magic Community dan bapak-bapak anggota tim marawis Denzipur 3. Mereka bahu membahu bergantian menghibur anak-anak yang akan dikhitan agar dapat rileks sejenak.

Ruang Rapat Denzipur 3
'Disulap' sementara menjadi klinik khitan.
Para dokter dan asisten telah stand by di samping tiga buah tempat tidur yang disediakan untuk tempat 'eksekusi'.

"Bobi (nama disamarkan). Ayo masuk Nak."
Bobi dengan gagah memasuki ruangan diiringi orang tuanya.
Kurang dari lima menit kemudian...
"Hiks... hiks... Aku nggak mau," isak Bobi sambil keluar ruangan.
Sontak terjadi kehebohan dari para prajurit dan relawan yang berjaga di luar ruangan, sibuk menenangkan Bobi kecil yang rupanya ketakutan melihat alat-alat khitan yang akan dioperasikan, meskipun para dokternya sangat simpatik, ramah, dan keren.

Tak perlu menunggu lama, proses pemanggilan dan eksekusi terus berlanjut. Silih berganti anak-anak keluar masuk ruangan. Masuk dengan wajah agak berkerut, dan sebagian keluar dengan menahan isak tangis sedikit kesakitan. Tidak sedikit pula yang gagal mengalahkan rasa takutnya dan akhirnya batal dieksekusi. Tentu saja, bagi yang telah 'sukses' dikhitan ada sebuah goodie bag besar sarat isi yang akan mereka bawa pulang. Di dalamnya terdapat mushaf Al Qur'an, sarung, obat-obatan, alat tulis, aneka snack, coklat, dan yang sangat ditunggu-tunggu adalah koin Dirham perak senilai 2 Dirham.

Lapangan Basket Denzipur 3, lokasi FHP
Tercatat ada dua puluh lima pedagang yang berpartisipasi dalam FHP kali ini. Mereka datang dari berbagai wilayah antara lain Jabodetabek, Bandung, Cimahi, dan yang terjauh berasal dari Yogyakarta. Jenis produk yag diperdagangkan pun sangat barvariasi, sepeti Al Qur'an, gamis, kerudung, rok, mukena, sarung, aksesori dan keperluan wanita, sandal, kaos kaki, kaos bola, perlengkapan dapur, juga aneka makanan dan minuman (ayam bakar, zuppa soup, bakpao, nasi liwet instan, keju, coklat, aneka keripik, yoghurt, susu, es campur, sirup, jahe instan, minuman tradisional) dan tentu saja paket sembako yang menjadi salah satu dagangan favorit yang langsung habis diserbu para pembeli.

Bukan hanya produk yang ditawarkan para pedagang dan anggota JAWARA, namun juga ada beberapa jasa, seperti analisa sidik jari dan terapi Seft. Dan tentu saja, selalu ada meja Wakala yang melayani penukaran dari Rupiah ke Dirham. Saat itu yang bertugas adalah al Wakil dari Wakala Afiat dan Wakala Hijau.

Silih berganti pengunjung datang dan membelanjakan koin-koin Dirhamnya, menikmati muamalah yang sesungguhnya. Tak sedikit pula yang menukarkan lembaran-lembaran rupiah yang dimiliki dengan mata uang yang lebih bernilai: Dirham perak.

Tercatat lebih dari 230 Dirham berputar sepanjang pagi hingga sore hari itu, dari sekitar 300 pengunjung yang datang. Beberapa pedagang yang tinggal tak jauh dari lokasi FHP memanfaatkan kesempatan ini untuk berulang kali menambah stok barang dagangannya yang telah ludes terjual dalam waktu singkat.

Alhamdulillah. Semoga keberkahan dilimpahkan kepada semua yang telah ikhlas mengembalikan sunnah muamalah ini. Aamiin.

Sore Jelang Adzan Ashar.
Ruangan tempat dilaksanakannya khitanan massal mulai sepi. Para dokter dan perawat telah membenahi segala peralatannya. Demikian pula para relawan dan prajurit yang membantu telah selesai membereskan tugas-tugasnya; merekapitulasi ulang jumlah akhir peserta khitanan, menghitung sisa goodie bag yang batal tersampaikan, juga merapikan kembali segala sesuatunya seperti kondisi semula.

Di lapangan, sebagian meja telah kosong. Sebagian lagi mulai dibereskan oleh pedagang yang akan pulang, membawa sebuncah perasaan bahagia karena telah bersama-sama menunaikan kembali satu sunnah.

Para punggawa JAWARA pun mulai berkumpul bersama tim-tim lain untuk melakukan evaluasi akhir serta membicarakan kemungkinan kerjasama lebih lanjut dalam event-event berikutnya.

Lantas, bagaimana kabar Bobi?

Sampai peserta ke-43 yang merupakan peserta terakhir khitanan massal selesai dieksekusi, Bobi tetap tak beranjak dari tempat duduknya di depan pintu, sambil asyik menikmati snack yang disediakan oleh panitia.
Dan begitu semua peserta pulang, Bobi pun ikut pulang.
Demikianlah anak-anak, ringan dan tanpa beban.

Alhamdulillah, satu pintu lagi telah terbuka. Program "JAWARA Berbagi" telah dimulai. Terimakasih kepada semua pihak, lembaga, komunitas, individu, dan para donatur yang telah bersama-sama mendukung JAWARA dan ikhlas bahu membahu membantu mereka yang membutuhkan. Semoga sinergi yang sangat indah ini tidak terhenti sampai disini saja. Bersama kita bisa dan kuat! (EW)�