NILAI TUKAR DINAR DIRHAM
24-07-2014 , Kamis Pagi

DINAR EMAS
Nisfu (1/2) Dinar - Rp. 0,-
Dinar - Rp. 0,-
Dinarayn - Rp. 0,-

DIRHAM PERAK
Daniq (1/6) Dirham - Rp. 0,-
Nisfu (1/2) Dirham - Rp. 0,-
Dirham - Rp. 0,-
Dirhamayn - Rp. 0,-
Khamsa - Rp. 0,-
Jakarta, 08 November 2011
Kampung JAWARA di Perkantoran
Marsono Abdurrasyid - Wakala At Tawazun
Di salah satu kantor di Jakarta Selatan, dinar dan dirham berputar, beredar dan berpindah tangan sebagai hal yang lumrah dengan konsep Kampung Jawara.

Kertas ukuran A4 yang menempel di lemari besi itu jarang yang memperhatikan. Dengan tanpa corak selain garis-garis hitam membentuk kotak, kertas tersebut tampak membosankan. Tak ada warna atau gambar penghias lainnya. Baris-baris di kertas itu hanya berisi catatan penerimaan kas ruangan dan pengeluarannya. Sepintas tidak ada yang istimewa. Tapi jika lebih teliti dibaca tulisan-tulisan di kertas itu, terdapat catatan menarik yang unik. Di sudut kiri bawah terdapat catatan tentang dirham yang diterima dari pegawai di ruangan tersebut sebagai pembayaran kas pada bulan pelaporan. Tidak cuma seorang yang membayar menggunakan dirham, sehingga tampak rate dirham yang berbeda karena saat pembayaran kas yang berbeda pula. Tampak pula catatan pengeluaran dirham untuk membeli jajanan.

Memang, para penghuni ruangan tersebut sudah terbiasa dengan nuqud nabawi tersebut. Pemakaian dirham di sana sudah bukan hal yang aneh lagi. Apabila ada yang membutuhkan pulsa, ada salah seorang penjual pulsa di sana yang siap menerima pembayaran dalam bentuk dirham. Selama ini, beberapa orang di ruangan tersebut juga mulai terbiasa membeli pulsa dengan menggunakan dirham.

Semula hanya ada satu penjual pulsa saja yang menerima dirham sebagai alat pembayaran. Ketika suatu saat penjual pulsa tersebut sedang tidak di tempat, ada penyedia pulsa lainnya yang juga bersedia menerima pembayaran dalam bentuk dirham. Penyedia pulsa yang satu ini kebetulan masih bujang sehingga dia berniat untuk menggunakan dinar dirham yang dia punyai sebagai mahar ketika Allah, subhanahu wa ta'ala, nanti pertemukan dengan pasangan yang tepat.

Perniagaan lainnya yang menggunakan dirham adalah seperti yang telah diberitakan sebelumnya, yaitupenjualan novelseconddengan menggunakan dirham. Perputaran dirham juga terlihat dari beberapa orang yang membayar iuran kas ruangan menggunakan dirham. Bendahara ruangan membayarkan dalam bentuk dirham kepada anggota ruangan yang menyediakan jajan di ruangan yang bisa berwujud pisang rebus, kacang rebus, jajan pasar dan yang lainnya. Biasanya penyedia jajanan tersebut berbelanja di pasar tradisional terlebih dahulu atau kadang juga merebus sendiri jajanan yang mau dibawa ke kantor.

Dirham juga berpindah tangan ketika ada catering makan siang yang datang. Penyedia catering memang belum bisa menerima pembayaran dalam bentuk dirham sehingga masih dibayarkan dalam bentuk rupiah. Tapi bagi anggota ruangan yang ingin membayar dalam bentuk dirham, ada salah seorang yang rela membeli terlebih dahulu catering tersebut kemudian menjualnya dengan satuan dirham kepada teman yang mau membayar dalam bentuk dirham. Tidak hanya dalam hal jual beli dirham beredar di sana. Ketika ada salah satu rekan yang menikah, amplop yang beredar untuk menampung dana dari anggota ruangan yang akan diberikan kepada mempelai pun diisi dengan koin dirham. Bahkan pernah juga divisi lain yang sengaja menukarkan dana rupiah yang terkumpul dari divisi tersebut ke dalam koin dinar dan dirham sebagai kado bagi rekan yang menjadi pengantin tersebut. Demikian juga dalam pemberian infak ke masjid. Ketika ada rezeki berlebih, beberapa orang memilih meyerahkan dalam bentuk dirham.

Kesadaran akan pemakaian dinar dirham dalam muamalah keseharian memang tidak lepas dari pemahaman bahwa dinar dirham adalah uang sejati yang adil dan bebas inflasi. Fakta sejarah selama berabad-abad telah membuktikan bahwa nuqud tersebut memiliki daya beli yang stabil. Selain itu, keduanya diamalkan kembali untuk mengamalkan kembali sunnah yang lama menghilang sekaligus untuk melawan riba.

Dalam menerapkan kembali dinar dirham sebagai alat tukar suka rela dan penerapan muamalah atau syariat lainnya, konsep yang paling mungkin direalisasikan adalah dengan membentuk Kampung JAWARA di mana di wilayah itu berkumpul para JAWARA (Jaringan Wirausahawan dan Pengguna Dinar dan Dirham Nusantara) dan mereka bisa bermuamalah menggunakan nuqud tersebut.

Meskipun implementasi dinar dirham masih dalam lingkup yang kecil di kantor itu, kedua 'sunnah money' tersebut semoga menjadi lebih dikenal luas sebagai alat tukar sukarela dan muamalah lainnya. Untuk ketahanan ekonomi bersama, keduanya berpindah dari tangan ke tangan, tidak ditimbun atau hanya dimiliki oleh orang yang kaya saja. Semua itu dimulai dari lingkungan kita.

Mari ciptakan Kampung JAWARA di sekitar kita.

Dibaca : 2421 kali


Bookmark and Share

lainnya
Index kategori : Artikel
Facebook   Twitter   Yahoo Group   You Tube   Baitul Mal Nusantara
© WAKALA INDUK NUSANTARA                                                                                                                        DISCLAIMER   SITEMAP   SITE INFO